Belajar dari Nabries dan Wildan
Namanya
Nabries, dia adalah anak perempuan yang masih duduk dibangku sd kelas 1 yang
sering dipanggi Ais oleh teman-temannya. Kemudian Wildan adalan anak laki-laki
yang juga satu kelas dengan Nabries. Jadi kenapa aku memberi judul mereka berdua?
Karena mereka berbeda. Singkatnya begini, hari itu hari jum’at pertama kalinya
aku masuk kelas 1 untuk memberikan bimbingan belajar membaca AL Quran. Sudah
terdengar dari ruang kelas, bahwa ruang kelas itu super gaduh dan anak-anak
didalamnya bermain kesana kemari seperti pawai didalam kelas.
Ketika
aku memasuki kelas, anak-anak berebut untuk mendapat giliran membaca, dan
namanya juga anak kecil tidak ada yang mau mengalah. Jadi aku memutuskan untuk
memanggil nama mereka satu per satu. Tapi ada salah satu anak yang berbeda dari
yang lainnya. Anak perempuan itu namanya Nabries, ketika temannya berebut dia
hanya bilang “ aku manut saja bu”. Mendengar itu, aku merasa terkejut. Dengan
lugunya anak itu menunggu antrian namanya disebut.
Kemudian
tentang Wildan. Wildan adalah anak laki-laki yang selalu pulang paling
terakhir, ia enggan berebut dengan teman-temannya, ia lebih memilih pulang
belakangan dan menunggu antrian sehingga ketika dia belajar, dia tidak lagi
mendengarkan suara gaduh yang memintanya untuk lebih mempercepat membaca
Iqro’nya. Ketika aku bertanya, Wildan kenapa kamu tidak berebut seperti
teman-temanm? Dia pun menjawab, “capek bu kalau harus berebut” begitu jawabnya.
Disini
aku jadi belajar dari anak itu, belajar sabar. Anak kelas satu yang lugu tapi
cerdas. Cerdas dalam berfikir dan menggunakan kesabaran dalam melakukannya. Dia
memanfaatkan celah kesempatannya untuk dapat belajar dengan serius.